"KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BADUI TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR"
(Perjalanan di kampung Badui dalam)
Mari berimajinasi, karena tidak akan ada gambar untuk mewakili bagaimana perkampungan suku badui dalam, tidak diperbolehkannya dokumentasi tersebut bermaksud untuk menjaga kelestarian alam sekitar agar tidak ter-exploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tell the world, We are here!!…
jalan setapak dari bebatuan nan licin akibat tertutupi oleh lumut, pohon-pohon tinggi menaungi jalan setapak,semuanya tampak gelap dan lembab, tumpukan bebatuan dan semak belukar bercampur lumut dikanan dan kiri kami, tak sesekali salah seorang teman saya terpeleset jatuh karena jalan yang terlalu licin, seperti berjalan di lorong waktu, memasuki peradaban yang belum pernah terjamah oleh arus global. Begitu sederhana namun mewah.
Setelah
menyusuri jalan setapak tersebut kami melewati jembatan bambu, disanalah sumber
suara tadi berasal,suara arus Sungai yang jernih serta canda tawa anak-anak
desa yang sedang mandi di sungai. Kami hanya melempar senyum kepada mereka,
karena tidak tahu bahasa yang mereka gunakan. Dari kejauhan sudah Nampak
deretan rumah-rumah tradisional yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah
berubah. Kami seperti kembali ke masa lalu.
Persinggahan…
Senja mulai menyapa, cahaya kekuningan menyilaukan
penglihatan kami, menyusuri “gang” yang terhimpit rumah-rumah, kami singgah di salah satu rumah
penduduk asli sana. Hanya dalam beberapa menit gelap pun datang.
Sayup-sayup cahaya lilin menerangi wajah-wajah lelah kami
yang sudah seharian tadi berjalan untuk mencapai desa. Senyum, canda, tawa, dan
rasa puas terlihat sekali menghiasi wajah kami.
Malam ini diisi dengan obrolan dari dosen pembimbing kami
dan kepala keluarga dari rumah yang kami singgahi tersebut. Kami duduk
membentuk suatu lingkaran besar, diatas lantai bambu, rasanya hangat, ada rasa kekeluargaan, dalam remangnya lilin yang berpendar.
Malam itu terasa sangat panjang, dengan keadaan fisik
yang tidak lagi fit, kami semua
mengalami pegal-pegal yang luar biasa, serta udara yang dingin pun membuat kami
tidak bisa tidur dengan nyenyak. Namun karena sangat lelah akhirnya kami pun
tertidur lelap.
matahari mulai menyapa kami, dibalik sinarnya yang hangat, namun udara masih tetap terasa dingin, waktu yang tersisa kami manfaatkan dengan menggambar suasana kampung dan rumah-rumah adat disana. Setelah itu kami sarapan bersama, dan bersiap-siap untuk pulang (turun) pada pukul 08.00 pagi.
previous post suku badui part 1
bersambung...
smg, 301112 11:32
Komentar