Langsung ke konten utama

suku badui, Banten "Menikmati kemewahan dalam Kesederhanaan"

"KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BADUI TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR"
(Perjalanan menuju kampung badui dalam)

SUKU BADUI ADALAH.....

     Berbicara mengenai suku badui di Banten, fiuh.. 1 kata untuk mereka "AMAZING", saya sangat bersemangat ketika tau bahwa KKL (kuliah kerja lapangan) saya akan ke suku badui dalam, terasa sekali bahwa ini akan menjadi pengalaman yang tidak banyak orang miliki, banyak hal yang dapat dilihat dan dipelajari baik dari sisi Arsitektur dengan kearifan lokalnya, sosial masyarakatnya, adat dan istiadatnya, serta masih banyak lagi. Mempertahankan adat istiadat ditengah arus globalisasi saat ini memang terkesan sulit dan tidak mungkin tapi pada kenyataannya mereka, masyarakat suku badui sendiri dapat mempertahankan itu semua ditengah derasnya arus globalisasi.

     Suku Badui merupakan suku yang berada di kawasan kaki gunung kendeng desa kenekes, kecamatan leuwidamar,kabupaten lebak-rangkas bitung. Suku badui terbagi menjadi 2 yaitu suku badui luar dan suku badui dalam. Perjalanan dari badui luar ke badui dalam adalah sekitar 12 km, dan tidak ada transportasi disana, jadi perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki, medanya pun tidak mudah untuk dilalui. perjalanan saya dengan teman-teman dimulai dari terminal ciboleger.

PERSIAPAN DAN PANTANGAN

     Di terminal inilah kami semua bersiap-siap untuk naik ke atas (suku badui dalam), kami memilih barang yang akan dibawa dan yang tidak boleh dibawa,

karena disana ada beberapa larangan diantaranya tidak boleh membawa kamera, handphone, serta alat elektronik lainnya, untuk keperluan mandi, kita tidak diperbolehkan untuk memakai sabun ataupun pasta gigi atau segala jenis bahan kimia yg dapat mencemarkan sungai termasuk sampo, membawa minuman keras, obat terlarang  dll. selain itu untuk yang wanita yang sedang berhalangan tidak diperbolehkan membuat pembalut sembarangan, untuk lebih amanya ampas tersebut dibawa saja dlm kantung plastik sampai nanti pulang. untuk pantangan, kita tidak diperbolehkan membunuh binatang kecuali binatang tersebut membahayakan nyawa, tidak boleh memetik atau merusak pohon, buang sampah sembarangan, tidak boleh merokok, tidak boleh mendekati rumah pu'un dalam radius beberapa meter (pu'un adalah ketua adat suku badui dalam), memakai baju merah dll. 

seiring perkembangan jaman, untuk saat ini kami diperbolehkan untuk membawa senter sebagai penerangan, karena disana tidak ada penerangan sama sekali, mereka hanya menggunakan lilin sebagai penerangan rumah mereka, kemudian kami juga masih diperbolehkan membawa jam tangan, sebagai penunjuk waktu, karena disana mereka tidak menggunakan jam sama sekali, untuk menentukan waktu, mereka hanya menggunakan insting semata.


patung orang badui yang berada di terminal ciboleger. 
mengisyaratkan selamat datang di wilayah Badui.

PERJALANAN DIMULAI...


Perjalanan dimulai, kami berangkat dari terminal ciboleger untuk memasuki 
wilayah badui luar kemudian wilayah badui dalam.

perjalanan kami pun diiringi dengan 5 orang guide dari suku badui dalam.
Disini terlihat jalan yang tidak terlalu besar dan juga berbatuan.
jalan yang kami lewati merupakan jalan alami yang terbentuk 
oleh alam, dan sudah beribu-ribu tahun lamanya, kata salah
seorang guide kami.
Pemandangan alam yang masih asri dikawasan 
kaki gunung kenekes, Banten.


Merupakan foto perkampungan suku Badui Luar. Yang merupakan 
warisan budaya lokal dalam segi arsitektur. Kearifan lokal 
terlihat dari pemakaian bahan bangunan yang merupakan 
bahan-bahan yang berasal dari alam, sperti ijuk, bambu dll.

Lumbung padi salah satu keluarga di suku badui luar. 
lumbung tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen, baik berupa beras ataupun hasil panen lainnya.


Aktifitas yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan suku Badui Luar. 
Suku badui luar tersendiri sudah mendapat pengaruh luar, dapat dilihat 
dari pakaian yang mereka kenakan, serta adanya alat elektronik seperti televisi untuk
mendapatkan informasi,mereka sudah mengenal sistem baca tulis, namun sebaliknya, 
Suku badui dalam sangat ketat peraturan, cara hidup mereka
tidak boleh berubah, tidak boleh mengikuti orang luar, serta terdapat sangsi 
bagi yang melanggarnya. dengan cara itulah mereka melestarikan 
budayanya serta mempertahankan kearifan lokal ditengah maraknya arus globalisasi.

Hasil panen masyarakat suku badui luar, yaitu berupa cengkeh.


Anak-anak suku Badui dalam yang mengangkut kayu 
untuk kebutuhan memasak. suku badui dalam dalam memasak 
masih menggunakan kayu bakar.
dan terlihat bahwa pakaian mereka masih mengenakan pakaian suku 
badui dalam yaitu hitam-hitam, serta tidak beralas kaki. 
anak-anak suku badui dalam tersebut tidak mengenal pendidikan, 
seperti baca tulis, mereka memang tidak diperbolehkan sekolah karena 
takut terkena pengaruh dari luar. yang unik adalah mereka tidak diperbolehkan 
sekolah karena takut pintar seperti orang kota, kalau pintar biasanya 
tukang menipu, kata seorang guide kami.


Salah satu suku Badui dalam yang merupakan guide kami sekaligus 
sebagai poter bagi yang tidak sanggup membawa barang bawaannya untuk 
menuju badui dalam yang berjalarak 12 KM atau sekitar 4-5 jam perjalanan 
dengan berjalan kaki. Namun hal tersebut tidak gratis, 
kami harus merogoh kocek untuk membayar jasa tersebut, sekitar 25rb sekali perjalanan.


Merupakan rumah di badui luar. kami hanya bisa merekam rumah-rumah 
serta hunting foto badui luar, karena badui dalam tidak diperbolehkan
pengambilan gambar sama sekali.
salah satu binatang yang kami temukan dalam perjalanan 
yaitu kalajengking.

Disini merupakan perbatasan antara badui luar dan badui dalam, 
karena di badui dalam tidak diperbolehkan foto atau dokumentasi 
maka sebelum masuk kebadui dalam, kami berfoto bersama
Terlihat sekali wajah-wajah ceria kami karena 
sudah mencapai setengan dari perjalanan.

setelah ini perjalanan dilanjutkan memasuki wilayah suku badui dalam, 
kami sampai diperkampungan cibeo pada pukul 18.00wib. perjalanan 
menghabiskan sekitar 4 jam tanpa kendaraan, menempuh 12 KM dengan 
berjalan kaki, merupakan kepuasan tersendiri bisa sampai dengan selamat 
di kampung badui dalam desa cibeo, walau pada malam harinya saya dan
teman2 tidak bisa tidur dengan tenang karena kaki pegal-pegal 
serta udara pegunungan yang dingin.


foto ini merupakan Orang suku badui dalam asli yang merupakan tour guide kami. 
walau tidak mengenal pendidikan, serta tidak bisa baca-tulis, 
namun mereka mengetahui mata uang serta bagaimana cara berdagang.

sekian dulu cerita perjalanan menuju kampung badui dalam. 
karena perjalanan pulang kami menempuh jalan yang berbeda,
maka cerita serta foto-fotonya pun berbeda.


untuk lebih lanjut mengenai Arsitektur lokal suku badui secara rinci 
serta pemandangan apa saja yang kami temui dalam perjalanan pulang, 
tunggu postingan selanjutnya ya...suku badui part 2

see yaa.. ^,^
salam Arsitektur

smg, 15 oktober 2012












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Arsitektur (Renaissance - Proto Modern)

Ini tugas Sejarah Arsitektur mengenai Perkembangan Arsitektur dari masa Renaissance sampe Proto-Modern,  yang gue rangkum dalam bentuk tabel supaya keliatan perkembangannya baik dari segi type bangunan, struktur sampe estetikanya. mungkin agak gak keliatan karena gue masukin berupa gambar, tapi kalo pun gambarnya di klik juga bisa keliatan kok, hehe.. semoga dapat membantu... ^^v KESIMPULAN : Dilihat dari perkembangannya maka masa Renaissance sampai masa Rococo tidak terlalu terjadi perubahan yang signifikan baik dari segi type bangunan, utilitas maupun estetikannya, perubahan baru mulai terlihat pada masa Neo classic sampai Proto modern atau awal mula munculnya Arsitektur Modern, dari segi type bangunan, struktur dan estetika sangat berbeda karena pada zaman itu muncul pemikiran - pemikiran yang melatarbelakangi perubahan kondisi per-Arsitekturan yang tadinya Arsitektur hanya diperuntukan bagi kalangan rohaniawan atau bangsawan dengan seorang arsit...

How your mind start too kill your self slowly.

M enjadi pemikir? Bagus, tapi dasyatnya pikiran bisa mengubah segalanya, salah satu hal terkecil adalah “kesehatan”. Dunia luar merupakan refleksi dari setiap pemikiran kita. Apa yang terjadi diluar, berupa informasi-informasi baik atau buruk semua masuk melalui panca indera kita dan otaklah yang mengolah itu semua. Tau kan kalo otak tuh gak pernah tidur walau kita dalam keadaan tidur atau bahkan gak sadarkan diri?? Yap! Otak akan tetap mengolah semua data2 itu walau kita gak mengendakinya. Ini baru berbicara mengenai “otak” dan “pemikiran” belum lagi tentang hubungan otak dengan perasaan, waw.. lama lagi bahasnya. Oke, balik lagi dengan otak. Otak merupakan organ yang fungsinya sebagai pusat pengolahan data-data dari luar dan yang nantinya akan di refleksikan oleh anggota tubuh kita melalui rangsangan-rangsangan/stimulus dari saraf2. Yahh..intinya sih begitu ya... Hubungan pikiran dengan kesehatan??.. men.. ini berhubungan banget, otak sebagai pusat pengolahan data akan...

SEJARAH ARSITEKTUR 2

RUMAH TROPIS DAN GALERY LUKISAN Tugas Arsitektur 2 kali ini ialah mendesain sebuah hunian tropis dengan menerapkan statemen dari seorang arsitek terkenal dunia yaitu "Glenn Murcutt"  Glenn Murcutt adalah seorang arsitek Australia yang dalam desainnya menekankan pada arsitektur hijau atau yang biasa kita dengar "Green Arsitektur". ini merupakan salah satu statemen dari Glenn Murcutt yang saya ambil sebagai konsep ide desain "Rumah Tropis dan Galery Lukisan "  http://ecofuture.net/design/glenn-murcutt/ 1 juni 2012 18:55 I Cannot persue my architecture without considering the minimalization of energy consumption, simple and direct technologies, a respect for site, climate, place, and culture. Together, these disiplines represent for me a fantastic platform for eksperimentation and expression. Of particular importance is the junction of the rational and the poetic resulting hopefully in works that resonate and belong to where they resi...